Kamis, 16 Februari 2017

binaggun tempat bermai motor tril

  desa binangun,karanggayam,kebumen


Binangun adalah sebuah desa di kecamatan Karanggayam, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Binangun merupakan desa paling barat Kecamatan Karanggayam. Desa Binangun berjarak 14 Kilometer dari pusat Kecamatan Karanggayam melalui Desa Gunungsari serta berjarak 31 Kilometer dari pusat Kabupaten Kebumen melalui Kecamatan Karanganyar-Desa Karanggayam. Desa Binangun berada di wilayah kaki perbukitan dengan ketinggian antara 100-480 meter diatas permukaan air laut Mdpl. Desa Binnagun memiliki 2 Sekolah dasar, 1 Madrasah Tsanawiyah, dan 1 Madrasah Aliyah. Pusat pemerintahan Desa Binangun berada di Dukuh Penawangan.
  • Batas-batas Wilayah
  1. Utara : Kecamatan Sempor dan Kabupaten Banjarnegara
  2. Selatan : Desa Ginandong, Desa Gunungsari dan Kecamatan Sempor
  3. Barat : Kecamatan Sempor
  4. Timur : Desa Glontor
  • Pembagian Wilayah
  1. Dukuh Glempang
  2. Dukuh Kalibanci
  3. Dukuh Karangkemiri
  4. Dukuh Penawangan
  5. Dukuh Siterong

desa ini sedang dalam masa per baikan jalan yang direncanakan oleh pemerintah dalam proggamnya dalam membuat  jalan raya lebar mencapai 8m

ini lah jalan sedang di perbaiki karena masih dalam musim hujan jadi jalan sangat sulit di lewati sudah menjatuhkan banyak orang bersama kendaranya termasuk saya sendiri dan banya orang yang sengaja datang untuk ber main tril untuk memuaskan dirinya

Kamis, 08 Desember 2016

HANTU-HANTU YANG PERNAH HITS DI PEMALANG


HANTU-HANTU YANG PERNAH HITS DI PEMALANG

Oke kali ini penulis akan memposting hantu² yang nge hits di pemalang, apa saja? mari kita lihat!

1. Hantu Tek~Tek~Brek
Image
Yups, hantu yang pertama Tek Tek Brek! konon hantu ini berwujud kerangka manusia/jerangkong. Dan setiap beraksi selalu menimbulkan bunyi tek tek brek, sehingga manusia menyebutnya hantu tek tek brek. bunyi tersebut berasal dari kedua sikunya yang dihentakkan (tek-tek) dan setelah itu baru dengkulnya yg dihentakkan (brekkk).
Penulis juga pernah mengalami kisah tentang hantu ini. ketika itu penulis sedang tidur ganteng terbangun gegara mendengar suara tek tek tek, bukan! itu bukan suara tukang nasi goreng! dulu belum ada yg jualan nasi goreng dikampung penulis. saat mendengar suara itu penulis panas dingin, keweden, hingga long longan asu njalung menghentikan alunan musik tek tek brek.

2. Hantu Wiyonggo
Image
Yang kedua, hantu Wiyonggo atau biasa disebut juga Wiyengge dan Buncul, spesies hantu ini konon berdomisili di sungai. Rambut panjang terurai di air sungai adalah ciri khasnya. Kadang setiap penampakannya diawali tangisan bayi, entahlah kok bisa gitu. Menurut mitos, wiyonggo adalah carnivora, makanan favoritnya adalah janin dan ubun-ubun. Maka dari itu setiap ibu hamil yang mau bab ke sungai selalu membawa gunting. Mungkin itu salah satu cara untuk melindungi diri dan kandungan dari perbuatan tak senonoh wiyonggo. Wiyonggo konon takut akan gunting, mungkin khawatir rambut panjang seperti direbonding nya itu kepotong kali ya.
dah gak serem lagi deh.
3. Hantu Ndhas Nggluntung
Image
Oke, yang ketiga hantu ndhas nggluntung, hantu ini berwujud kepala yang menggelinding, rolling head ghost mungkin kalau diterjemahin ke bahasa inggris. Konon hantu ini muncul tiba-tiba menggelinding seperti bola, biasanya hantu ini muncul di jalan yang menurun. Tapi ada juga kasus hantu ini muncul seperti benda yang terjatuh (GEDHEBUG!!!) lalu menggelinding seperti ciri khasnya. Pernah suatu kisah teman kecil penulis sedang jalan di sunyinya malam dan tiba-tiba GEDHEBUGGG!!!! temen penulis berjalan ke arah sumber suara, dia pikir itu mangga jatuh, karena saat itu lokasi terdapat tanaman mangga. Alangkah terkejutnya teman penulis saat akan mengambilnya ternyata itu kepala!
ASEEETTT!!!

4. Hantu Banaspati
Image
Oke, post ke 4 Hantu Banaspati (kadang disebut juga Ganaspati/Panaspati). Sebenarnya tidak hanya ada di pemalang saja legenda hantu api satu ini. hampir seluruh pelosok desa di jawa tengah tau cerita hantu ini. Konon penampakan hantu ini selalu terbang terlihat seperti bola (kadang kepala) yang terbakar. Barangsiapa orang berpapasan dengan hantu ini, katanya si manusia akan di kejar-kejar. Dan cara penyelamatan diri dari serangan ini adalah menceburkan diri ke kolam/sungai atau juga ke sumur (nekat banget).
Kenapa gak semprotin/siram pakai air aja ya tuh hantu?
5. Hantu Kalong Wewe
Image
Oke lanjut ke post 5, yakni Kalong Wewe!
Menurut mitos yang berkembang, hantu ini berwujudkan wanita dengan sayap yang mirip kalong (sejenis kelelawar).
Hobinya menculik anak kecil yang main keluar rumah sendirian malam-malam. Kalong wewe beroperasi setelah hari sudah gelap. Meski di beritakan kerap menculik anak kecil, tapi kalong wewe tak pernah minta TEBUSAN!!!
6. Tuyul
Image
Lanjut ke post 6!
Nah, kalo makhluk yang satu ini udah pasti banyak yang tau! Yap, temennya mbak yul satu ini memang sangatlah fenomenal.  Karena makhluk yang satu ini bisa dijadikan ladang bisnis. Tuyul sendiri dibagi menjadi dua jenis.
Yang pertama Tuyul Peliharaan, yaitu tuyul yang dipelihara seorang majikan untuk mencari nafkah bagi majikannya, tugasnya mencuri uang/perhiasaan dari rumah kerumah. Yang kedua, Wild Tuyul atau tuyul tak bertuan.
konon Si tuyul liar ini biasa hidup dikebon kebon, biasanya hidup bergerombol bak buah dukuh.
hihihi.
7. Hantu Gedhe Dhuwur
Image
melanjutkan postingan ke 6 kita lanjut ke hantu yang ke 7!
Apa itu hantu gedhe dhuwur? Gedhe dhuwur jika di terjemahkan ke bahasa indonesia berarti besar dan tinggi, sesuai dengan wujud hantu ini. Biasa mangkal di pepohonan, salah satunya di pohon bambu. Mungkin ini salah satu species dari genderuwo. Hitam besar dan tinggi seperti yang dituturkan teman penulis yang pernah memergokinya. Ada juga yang menyebut hantu ini semula tampak kecil, setelah didekati menjadi semakin tinggi dan besar. Mungkin bagi manusia yang merasa kurang tinggi bisa bertanya tentang tips meninggikan badan kepada hantu ini.
yang tentunya bukan cara herbal atau kimia, tetapi dengan cara GAIB!!!!
8. Gedhabel
Image
sesuai dengan request agan dwiki yakni hantu gedhabel, penulis tampilkan di post 8 ini.
Menurut cerita yang beredar di masyarakat, hantu ini digambarkan memiliki lidah yang begitu panjang. Konon hantuvini muncul dimalam hari ketika sehabis hujan. Barang siapa dijilat olehnya jejak kaki si korban, maka si korban akan mengalami sakit yang mendadak. Bahkan dapat mengakibatkan kematian. maka dari itu jaman dulu dianjurkan memakai sandal/sepatu boot setiap keluar rumah saat hujan.Seiring dibuatnya aspal dan batako di setiap pelosok desa, cerita hantu ini tak ada kabarnya lagi. atau mungkin gedhabel tak sengaja menjilat jejak kakinya sendiri?
9. Hantu Culi
Image
tak terasa sudah postingan ke 9 yah. eh, kok itu gambarnya pocong? Biar penulis jelasin!
memang Culi adalah species dari pocong. Dulu memang pernah gegap gempitanya pocong culi ini.
kok dinamain culi? Jadi pernah suatu waktu sering terjadi penampakan pocong yang melompat-lompat sembari bilang “culi culi culi..” Culi mungkin bisa diartikan duculi/diuculi dan apabila diartikan ke bahasa indonesia adalah “dilepaskan/lepaskan”. Banyak orang beranggapan kalau culi adalah arwah seseorang yang tali pocongnya belum dilepaskan dan si pocong memberi CLUE dengan kata “CULI” tadi supaya talinya dilepas. banyak juga bilang ini ulah jin, mana mungkin arwah seseorang gentayangan kan? Tapi meski begitu fenomena culi patut mendapat rating 5 dari LHD (Lembaga Hantu Dunia).
10. Hantu Kunti Wiwi
Image
yeah lanjut postingan ke 10!
Kunti wiwi ya kunti wiwi, hantu ini satu klan dengan kuntilanak!
hantu yang mempunyai ciri khas rambut panjang gaya emo, daster kedodoran yang so putih so bersih nya (kadang dijumpai juga gaunnya kena tumpahan cat merah merona), lingkaran hitam yang mengitari mata karena sering begadang. Hantu yang tergolong lebih sopan daripada abg-abg jaman sekarang. Kunti wiwi sering mangkal di pohon² besar seperti beringin, jati dan randu. Tertawanya yang unyu membuat bulu jaket anda berdiri! Kadang juga suaranya mirip anak ayam kelaparan. Hobi main ayunan, jarang main prosotan. Nangkring di ranting sambil mainin rambut sambil nyanyi adalah moment yang mesti anda tonton bersama teman-teman anda.
11. Hantu Ronggeng
Image
Yuhuuu tak terasa sudah postingan ke 11.
Pernah lihat penari ronggeng? bagaimana rasanya ketemu ronggeng di sebuah jembatan pada malam hari?
Dulu ada sebuah legenda saat pembuatan jembatan rel kereta api di daerah pemalang. Dimana saat pembuatannya di beri hiburan tari ronggeng. Diceritakan saat penari ronggeng sedang menari di sekitar jembatan tersebut, secara sengaja/tidak sengaja penari tersebut didorong hingga jatuh ke sungai. Konon penari tersebut dijadikan tumbal supaya jembatan tersebut kokoh. Setelah kejadian itu, kata orang-orang penduduk sekitar jembatan tersebut sering melihat seorang wanita menari diatas jembatan itu. Yang sebagian orang bilang itu arwah penari ronggeng yang mati terjatuh dari jembatan itu. Berniat ingin menari bersama hantu ronggeng? download dulu lagu nyai ronggeng!
setel dah disitu.. gada musiknya gak rame!
“nyai ronggeng.. memang asyik asyik.. goyangannyaaa..”
Sekian postingan penulis kali ini.. terima kasih sudah menyimak.
 

wisata di pakembaran warungpring pemalang

Bukit Bulu Wayang Pemalang Jawa Tengah


Bukit Bulu Wayang, adalah salah satu bukit yang terletak di dusun Bodas (Desaku), kelurahan Pakembaran, Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, Bukit bulu wayang ini tidak cukup tinggi jika dibandingkan dengan bukit bukit lain di wilayah kabupaten pemalang, tapi bukit ini merupakan bukit kebanggan kami, karena dengan adanya bukit ini kita bisa melampiasakan sejenak keinginan ketika tidak bisa melakukan perjalanan yang rutenya jauh, ya,, cukup dengan naik ke bukit tersebut, bermalaam di sana, kita semua sudah merasa senang, merasakan dinginya angin penggunungan, dan pemandangan gunung slamet yang sangat mempesona :D hihihi kala malam tiba kita bisa melihat susana kota tegal, dan ketika fajar kita bisa melihat indahnya gunung slamet.
Bulu Wayang

Bulu Wayang

Oh ya mitos kenapa nama bukit ini dinamakan bulu wayang yaitu dulu pernah di temukanya wayang di salah satu pohon yang katanya nama pohon tersebut adalah bulu, ya pohon bulu, saya sendiri belum pernah melihat pohon bulu tersebut, tapi saya pernah melihat sebuah wayang yang dibawa oleh salah satu warga di dusun kami pas saya masih kecil, dan sampai sekarang juga kemungkinan masih ada wayang tersebut, itulah kenapa bukit itu dinamakan bukit bulu wayang.

Nah setelah ditemukanya wayang tersebut di Desa kami juga akhirnya tidak boleh mengadakan pertujukan perwayangan, saya sendiri kurang tahu alasanya tapi katanya gak boleh.

Disitu juga ada beberapa bukit, yang antara lain katanya namanaya gunung mori, ya begitu orang menyebutnya, tapi saya sendiri gak tau kenapa di sebut gunung mori, memang terdengar sangat mistis karna mori sendiri dalam bahasa indonesia adalah kain kafan… hiii… serem ya…



Tapi santai aja selama kami disitu gak terjadi kejadian apa apa kok, paling dulu saya cuman terkena sakit gigi aja… xixixixi.. itu juga bawaan dari rumah yang membuat kesal semua anak anak maszal… oke berikut sekilas tentang bukit bulu wayang… 

Bulu Wayang


Ya itulah sekilas tentang bukit bulu wayang yang ada di desa kami, kami berharap di situ bisa menjadi Obek wisata
sehingga desa kami menjadi ramai banyak di kunjungi... wakakakaka....



Pesona Alam Kedung Mahasiswa Pakembaran Pemalang.

By. Instagram: @ozhypml
Selain Bukit Bulu Wayang yang terletak di Dusun Bodas atau Pakembaran bagian Selatan, Pakembaran juga mempunyai beberapa wisata alam yang bisa di kunjungi, yang dalam hal ini adalah berupa kedung, atau genangan air dalam aliran sungai.
Jadi genangan air yang dalam tersebut biasanya di jadikan sebagai lahan untuk mandi dan berenang karena lumayan luas, 
Berdasarkan katanya, kenapa dinamakan kedung mahasiswa, karena dulunya yang membuat kedung tersebut adalah para Mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan KKN di Desa Pakembaran, sehingga di berinamalah kedung tersebut kedung Mahasiswa, Unik yah....
Kedung ini berada di Aliran deras Sungai Rambut atau kali rambut yang membentang panjang dari Air mata kaki gunung slamet sampai ke arah pantai utara jawa, yang membatasi kab pemalang dan desa sumbarang kab tegal.
Atau tepatnya  kdung ini terletak di dusun manis desa Pakembaran kec Warungpring, sekitar 41 Km dari kota Pemalang ke arah selatan. 
Mandi di kedung ini seprti terbuai oleh alam. Menikmati dingin sueger  dan merasakan damainya bersahabat dengan alam..
Selain itu acara lompat melompat dari atas kedungpun tak lupa di lakukan untuk menambah keseruan saat bermain di kedung tersebut, bahkan seperti sudah suatu keharusan untuk melompat ketika mandi di kedung tersebut. Kalian berani gak lompat ke kedung....???
Warga kecamatan warungpring khususnya warga pakembaran pasti pernah kesini atau se tidaknya tau tentang panorama keindahan kedung ini.
Jadi buat kalian para traveler atau yang suka ngetrip.. ayoo ajak teman2 kamu atau komunitas kamu berkunjung ke sini.



Minggu, 04 Desember 2016

modifikasi motor simpel dengan hasil memuaskan

7 Cara Memodifikasi Motor Agar Lebih Cepat dan Kencang

Cara Memodifikasi Motor Agar Lebih Cepat dan Kencang Larinya
Cara Memodifikasi Motor Agar Lebih Cepat dan Kencang Larinya
1. Kurangi Berat Piston
Cara memodifikasi motor agar lebih cepat yang pertama adalah denag mengurangi berat piston karena sering kali berat piston membuat mesin motor anda bekerja lebih ekstra dengan beban yang ada. Dengan cara mengurangi berat piston mesin motor anda akan mempu bekerja lebih ringan sehingga laju motor anda akan menjdai lebih cepat. Akan tetapi untuk mengurangi berat piston ini anda harus memiliki perhitungan yang pas agar motor anda mampu melakukan akselerasi dengan cepat. Jadi untuk memperoleh hasil yang sempurna ketelitan serta perhitungan dalam mengurangi berat piston harus pas sehingga pekerjaan anda akan memperoleh hasil yang sempurna.
2. Mengurangi Volume Ruang Bakar
Mengurangi Volume ruang bakar menjadi cara memodifikasi motor agar lebih cepat yang ke-dua setelah mengurangi berat piston. Jadi jika motor anda memiliki kompresi yang tinggi ini akan sangat berpengaruh pada kecepatan motor dengan tenaga yang dihasilkan. Oleh sebab itu anda perlu meningkatkan kompresi ruang bakar terhadap motor anda. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menggerinda ataupun membubut silinder, sehingga kompresi akan jauh lebih meningkat dan motor anda akan mampu berakselerasi dengan cepat. Namun satu hal mengurangi volume ruang bakar juga harus dilakukan dengan pas, karena sedikit kesalah juga akan mempengaruhi tenaga dan kecepatan lari motor anda.
Advertisement

3. Memperluas Lubang pembilasan 
Cara memodifikasi motor agar lebih capat yang ketiga ialah dengan memperluas lubang pembilasan dikarenakan campuran campuran gas dan udara yang masuk keruang pembakaran akan mempengaruhi tenaga pada motor. Jadi dengan semakin banyaknya gas yang masuk maka semakin baik pula kepadatan gas sehingga kompresi jauh lebih meningkat. Anda juga bisa memperluas lubang pembilasan agar menjadi banyak gas yang masuk. Namun perluasan lubang pembilasan tersebut harus dilakukan dengan batas normal, artinya dalam memperluas lubang pembilasan ini tidak boleh terlalu lebar, karena hal tersebut justru bisa membuat mesin motor anda rusak dan tenaga yang dihasilkan pun menjadi tidak maksimal.
4. Menambah Tenaga Listrik
Untuk langkah ke emapat dalam cara memodifikasi motor agar lebih cepat adalah dengan menambah tenaga listrik pada motor anda. Karena untuk motor yang masih dalam keadaan standart motor ini biasanya memiliki tenaga listrik sebesar 6 Volt. Untuk menabah tenaga pada motor anda, anda bisa mengubahnya menjadi 12 Volt. Dengan mengubah tenaga listrik menjadi lebih besar, bukan hanya motor anda menjadi lebih cepat saja akan tetapi lampu-lampu pada motor anda akan menyala lebih terang sehingga akan aman jika dikendarai pada malam hari. Selain itu lampu sein dan stop lamp akan menjadi lebih terang sehingga akan memudahkan pengendara dalam menigung kearah yang sasuai dengan tujuan anda dengan memberikan tanda pada kendaraan yang ada dibelakangnya.
5. Ganti Roda Gigi
Cara yang kelima ataupun cara yang terakhir dalam cara memodifikasi motor agar lebih cepat adalah dengan cara menganti roda gigi belakang dengan ukuran yang lebih kecil dan ringan sehingga membuat kecepatan pada motor menjadi lebih seimbang. Dengan menganti roda gigi balakang dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan juga akan mempengaruhi tenaga yang dihasilkan pada motor anda. Pergantian roda gigi belaknagpun tidaklah sembarangan, karena jika terjadi sedikit kesalahan akan sangat berpengauh pada kecepata dan tenaga yang dihasilkan pada motor anda. Jadi untuk mengganti roda gigi belakang harus dilakukan dengan cara yang benar agar bisa memperoleh hasil yang maksimal.

6. Modifikasi Pengapian MotorDalam hal memodifikasi kecepatan , peran pada pengapian motor juga sangat penting , tujuannya yaitu untuk meningkatkan voltase pengapiannya dengan cara menambah tenaga listrik . Kebanyakan motor pada umumnya yaitu dibekali dengan voltase 6 volt, jadi anda harus mengubahnya menjadi 12 colt . Dengan memperbesar voltase tersebut maka akan berdampak pada laju motor yang lebih cepat selain itu juga lampu lampu motor akan menjadi lebih terang , dan juga percikan bunga api pada busi akan menjadi lebih besar. 
7. Rocker ArmUntuk mempercapat motor pada tahap selanjutnya yaitu melakukan perubahaan pada rocker arm atau yang biasa disebut juga dengan lengan penumbuk katup dimana komponen ini memiliki fungsi untuk meneruskan gerakan dari batang penekan (push rod) atau dari poros pam, dengan cara kerja tersebut maka katup bisa membuka dan menutup. Untuk pemilihan rocker arm yang baik dan bagus yaitu cari yang lebih ringan dan kuat. Jika pemotongan pada rocker arm terlalu berlebihan maka akan mengakibatkan rocker arm menjadi lebih mudah patah dan juga akan berdampak pada mesin motor yang cepat rusak.

Selasa, 29 November 2016

bungbas pakembaran warungpring

 pakembaran



 desa pakembaran adalah desa yang berjarak 4 km dari kecamatan yang berada di kabupaten pemalang penduduk di desa pakembaran sekitar 7000 jiwa rata rata dari mereka memiliki pekerjaan sebagai petani dan ada juga yang merantau

di desa pakembaran terdapat dusun dimana saya tingal dusun itu bernama bungbas konon katanya nama ini di ambil karna di situ ada kali yang bernama kali rambut dan terdapan kedung bungbas dan bukuit yang bernama bungbas nah itu awalnya kata bungbas tapi ada pendapat lain yang mengatakan bahwa bungbas itu adalah nama jalan yang berada di rt 06 dan rt 07 di situ lah para remaja dan anak-anak membuat kelompoknya masing masing dan tak pernah berhenti sejak dulu dari generasi yang satu ke generasi yang lain

dan di desa pakembaran terdapat sekolah sd n 1 pakem baran yang berada di rt 8 rw 2 di situ banyak yang sudah menjadi alumi tetapi mereka tetap menjadi keluarga besar dan setiap tahun biasanya mereka mengadakan reoni yang di lakukan oleh gene rasi yang sudah  berumur 1 s/d 5 generasi tapi di lakukan secara bergantian

dan ada juga sd n 02 yang berada di sebelah selatan desa pakembaran di sana juga sudah melahirkan banyak alumi dulu sd 1 sama sd2 itu berdekatan setelah mengalami refolusi mereka ber pisa menjadi sangat jauh

nah pakembaran ini lah tempat tinggal ku semoga bermanfaat

gelempang binangun karanggayam

rutina arisan ibu rumah tangga di desa binanggun





  karanggayam tepatnya di desa binangun terdapat kebiasaan ibu-ibu rumah tangga yaitu arisan rutinan setiap hari minggu manis  yang berada di kantor kelurahan binangun yang di ikuti oleh warga sekitar dan yang mendapat arisan bisa membawa pulang uwang sebesar Rp 600.000 

dan apabila seseorang yang tidak berangkat maka biasanya mereka hanya titip untuk mengisi arisan saja karna adat di desa binangun masih terbilang kental maka disana kebanyakan orang masih memelihara hewan ternak seperti kambing,kerbau,sapi dan lain lain

di desa binangun juga terdapat sd n 01 yang biasa untuk sekolah anak-anak binangun  

 

Senin, 21 November 2016

wisata di karanggayam

Mengenal Curug Kedondong di Desa Gunungsari

Curug Kedondong (Photo: www.explorekebumen.com)
Curug Kedondong (Photo: http://www.explorekebumen.com)
KARANGGAYAM – Air terjun atau curug Kedondong terletak di Desa Gunungsari kecamatan Karanggayam. Curug ini berjalak sekitar 17 Km berkendara ke utara Kota Karanganyar dan sejauh 26 Km berkendara ke arah barat laut Kota Kebumen. Curug yang juga dikenal dengan sebutan Curug Gunungsari ini memiliki ketinggian sekitar 23 meter. Air di Curug Kedondong tidak mengucur dan terjun melainkan merayap melalui batuan andesit yang berukuran besar. Lokasinya sekitar 450 meter dari permukiman warga terdekat dengan berjalan kaki melewati lahan garapan warga.
Curug Kedondong memiliki suasana alam yang masih sangat alami. Maklum saja, curug ini belum terjamah manusia luar kecuali warga desa setempat. Curug ini berada di batas hutan pinus dengan hutan garapan warga. Jadi, sumber air dari Curug Kedondong merupakan dari aliran sungai di sela sela hutan pinus diatasnya. Sungai yang berarah Barat ke timur tersebut berasal dari bukit bukit di bagian hulunya seperti Bukit Igir Kunir, Bukit Igir Gepuk dan Bukit Batok. Nah, Curug Kedondong berada di bagian timur dari Bukit Batok.
Curug Kedondong tidak memiliki kolam untuk berenang ataupun berendam. Hal tersebut karena dibawah curug hanya terdiri dari bongkahan bongkahan batu. Curug Kedondong juga tidak banyak dikelilingi pohon rindang sehingga akan cukup panas jika harus berlama lama dibawah air terjun saat cuaca panas terik. Namun tak perlu risau, pengunjung tetap bisa berteduh di pohon-pohon dan gubuk yang tak jauh dari curug.
Curug Kedondong bukalah tempat wisata yang dikelola. Bagi pengunjung yang ingin melihat dan merasakan kesegaran air serta pemandangannya harus rela berjalan kaki dan bersusah payah terlebih dahulu. Untuk menuju ke lokasi ini Lintas Kebumen mencoba untuk memberikan rutenya:
Klik untuk memperbesar.
Klik untuk memperbesar.
Rute: Dari Karanganyar mengambil ruas jalan menuju Karanggayam atau melalui Jl. Raya Karanggayam hingga bertemu pertigaan yang tak jauh dari SDN 1 Kalirejo. Ambil jalan ke kanan meskipun arah ke kiri juga bisa. Ambil jalan ke kanan menuju Jl. Raya Logandu, setelah berkendara selama 3 menit atau 2,5 km kemudian akan menemui pertigaan. Lurus ke Desa Logandu dan ke kiri ke desa Gunungsari. Ambilah ke kiri dan ikuti jalan sekitar 2 Km dan belok ke kiri lagi. “Ingat, tidak sampai SDN 1 Gunungsari dan Pasar Soma”
   sumber;https://lintaskebumen.wordpress.com/2015/01/28/mengenal-curug-kedondong-di-desa-gunungsari/

Gemerujug Curug Sikebut

16.30
Curug Sikebut, Karanggayam

“Alam utara Kebumen tiada habisnya menyimpan permata!”. Itulah yang saya percayai selama ini karena memang belum banyak orang yang mengungkap pesona di daerah Kebumen utara. Jauh dan terpelosok menjadi alasan orang malas untuk menyambangi. Kabar yang samar tentang sebuah air terjun di kawasan Kecamatan Karanggayam, daerah Kebumen Utara, lantas menggerakkan saya bersama sahabat saya, Anas, untuk menjelajah ke sana.

“Dik, tahu Curug Sikebut? Masih jauh curug nya?” tanya saya dalam bahasa Jawa Ngapak pada bocah yang kebetulan melintas tatkala tiba di Desa Ginandong, Karanggayam.
“Tahu mas. Masih lumayan jauh. Satu km lagi” jawabnya.

“Bisa jalan ke curugnya?"
Teyeng” jawabnya singkat dengan keluguannya

Haaah.. sudah lama saya tak dengar kata ‘teyeng’. Sengaja saya tidak menerjemahkan pada bahasa Indonesia karena saya begitu tergelitik dengan kata ini. ‘Teyeng’ arti bebasnya adalah ‘bisa’. Terakhir saya dengar kata ‘teyeng’  semasa SMA dulu, tujuh tahun lalu. Masih adanya kata ‘teyeng’ ini bisa mengindikasikan bahwa desa ini masih jauh menyepi dari hiruk pikuk keramaian modernitas.

Lantas, pada rumah penduduk di sebuah pertigaan, saya minta izin menitipkan motor sekaligus meminta  petunjuk ke Curug Sikebut. Dari rumah itu, Sikebut sudah tampak di seberang sana, di dalam hutan yang dilingkupi pepohonan pinus. Saya rasa akan dekat saja kami berjalan kaki. Tidak butuh lama untuk menjangkaunya.
“Ya palingan setengah jam sampai sejam jalan kaki dari sini. Nanti melintasi dua sungai.” ucap ibu pemilik rumah.  

Mendung menggelayut makin kecut. Kami pun bergegas untuk lekas menemui Sikebut. Tadinya kami meragu, takut di tengah perjalanan hujan deras mengguyur.  Tapi, kami sudah datang jauh dan terpelosok sampai di Ginandong, dari pusat kota Kebumen saja sekitar 30 km ke utara melewati jejalanan yang di beberapa titik rusak parah. Kami pun putuskan untuk melanjut.

Alam Kebumen utara di daerah Karanggayam. Banyak ditemui terasering yang eksotis.
Sungai yang mengiringi perjalanan kami. Sejuk dipandang mata.
Curug Ginandong. Curug yang menawan, ditemui saat perjalanan ke Sikebut lewat jalur bawah.

Beruntung kami berjumpa dengan seorang bapak di tengah jalan. Dia akan pergi mengurus ladangnya di tengah hutan tak jauh dari Sikebut. Kami pun berturut jalan bersamanya, membelah pekuburan, melintasi ladang hingga tiba di sebuah sungai. Atas sarannya, saya dan Anas diminta ke kiri, menyisir sungai. Kata dia, lebih mengasyikkan karena ditemui beberapa  curug lain dalam perjalanan ke Sikebut. Yang paling menarik nanti adalah Curug Ginandong. Bapak itu ke kanan. Kami pun berpisah.

Sekarang hanya kami berdua, dua lelaki yang senang bertamasya, alih-alih berpetualang, untuk menemukan tempat-tempat indah di Kebumen, kampung halaman kami yang begitu melimpah potensi tapi sedikit yang peduli menggali, apalagi pemerintah daerah Kebumen itu sendiri. Ciih… ‘Ngrasani’ pemerintah kami sudah lelah, sehingga lebih baik terjun beraksi.

Dari tadi menikmati sejuk suasana perjalanan yang dikawani gemericik sungai, akhirnya kami mendengarkan suara gemerujug. Sempat juga sekedar menatap dari semak-semak suatu rambatan air dari ketinggian. Aha.. kami menyambut semangat. Curug Ginandong pun terpandang begitu anggun dengan ketinggian yang tak terlalu semampai. Curug ini merupakan jatuhnya aliran sungai yang merayapi tebing dengan perlahan. Tingginya paling hanya sekitar 12 meter. Suasana sekitar begitu meromantika dengan hijaunya ladang warga dan rerumputan liar. Sejenak kami pun memesrai panorama sekaligus merehat sekejap. Kami hanya memandang dari ketinggian, tiada gairah untuk turun ke bawah, apalagi jalan menjangkaunya teramat susah.

Perjalanan berlanjut. Kini kami berpisah dengan sungai. Mengitari bukit lalu berjumpa lagi dengan sungai yang lain. Samar-samar Sikebut sudah terlihat. Seorang ibu pencari rumput tampak sedang beristirahat. Kami menyapanya sekaligus bertanya. “Lewat mana Bu kalau ke curug?”. Ah, ternyata jalan yang kami lalui ini salah. Kami harus mendaki lereng curam yang berhiaskan pepohonan pinus untuk menuju setapak tanah yang benar. Semak belukar pun mau tidak mau harus kami terjang. Saya agak terhambat dengan sandal jepit saya yang melicin. Anas lancar-lancar saja karena ia beralas sepatu khas penjelajah.

Suara gemerujug Sikebut kian riuh. Artinya kami makin mendekat. Kini jalanan tidak lagi terjal  karena sudah berada di jalan yang benar.  Tak sampai 5 menit kemudian, kami sudah berada di kaki Curug Sikebut. Sang permata pun telah didapatkan! Voila….

Bercucuran air jatuh pada tebing setinggi 30 meter. Bebatuan besar di bawahnya tak gentar untuk menyambut. Saya di tepinya merasakan percikan-percikan air berpadu dengan sapuan angin dari seberang pandang. Saya duduk menikmati suasana sembari membinasakan lelah. Anas duduk di samping saya sambil berkisah tentang struktur batuan pada tebing Sikebut. Dia jelaskan bahwa ada tiga lapisan batuan, yakni beku, sedimen lalu beku lagi sehingga dapat digambarkan proses terbentuknya kawasan ini selama ribuan bahkan jutaan tahun lalu.

Curug Sikebut menjadi  permata yang jarang terjamah oleh khalayak ramai manusia. Belum banyak yang mengetahuinya. Dilingkupi nyaman oleh paduan hutan pinus milik Perhutani dengan kawasan ladang penduduk setempat. Sikebut tenang mengucur sejak silam tak mati oleh gerusan zaman. Debit air yang stabil meski di musim hujan menjadi pertanda bahwa lingkungan di sana masih lestari.

Menembus semak untuk menuju setapak yang benar.
Curug Sikebut dari dekat. Menikmati percikan air. Segaaar..
Polos dan tanpa ragu meloncat ke kubangan air. Byuuuuur...

Ah, tapi sayang. Walau baru sedikit saja manusia yang datang ke Sikebut, sampah telah ada mengotor di mana-mana. Sedih. Selalu saja, kesadaran pewisata lokal masih kurang untuk menjaga kebersihan di tempat yang indah ini. Anas dan saya pun memulungi sampah untuk dibawa keluar dari kawasan Sikebut. Jaga  kebersihan dong!

Sore mulai menanti sehingga kami pun beranjak pergi. Kami berencana pulang melalui jalur berbeda, yakni jalur atas. Tadi kami berangkat melalui jalur bawah karena untuk menjemput Sikebut tepat di bawah gemerujug airnya. Jalur atas ini untuk meromantika Sikebut dari atas igir-igir bukit. Aha.. Kami berjumpa dengan bocah-bocah yang sedang mandi di sebuah kolam tempat jatuhnya rayapan air di atas bebatuan. Dan, mereka telanjang!

Bukannya takut ketika akan dipotret, mereka malah bangga dengan ketelanjangannya. Berkali-kali mereka bergaya. Berkali-kali juga mereka lompat dari sebuah batuan ke air. Byuuuuuur… Untungnya semua laki-laki. Hanya satu bocah yang mengenakan celana ketika mandi di kubangan. Bocah-bocah yang seusia kelas 1 dan 2 SD ini sedang menunggui paman salah satu bocah itu mengambil rumput di ladang. Saya dan Anas berucap salut dengan keberanian mereka untuk  tetap polos, lugu dan telanjang. Ah, bocah-bocah desa ini begitu menyenangkan tapi menggelikan.

Kami mesti mendaki lereng berumput untuk naik menuju Jalur Atas. Tidak begitu susah, tapi kami mesti berhati-hati. Sesampai di atas, terlihatlah lebih lapang Curug Sikebut dan sekitarnya. Saya makin mencinta pada panorama kawasan Sikebut. Ada kedamaian terasa. Ada kepuasan atas imaji yang indah tiada tara. Di seberangnya, perbukitan Serayu Selatan yang menjadi pembatas Kebumen dan Banjarnegara terlihat melekuk-lekuk, melapis-lapis. Bukankah ini panorama yang pantas atas jerih payah menjangkau daerah ini! 


***
Perjalanan pulang kami dipandu dengan hati riang sehingga tak terasa kami sudah tiba di rumah warga tempat motor kami diparkir. Jujur, tadi sempat ‘blushuk’ salah jalan sehingga  perjalanan pulang ini lebih lama.

Panorama pegunungan Serayu Selatan yang membatas Kebumen dan Banjarnegara
Air merayapi batuan. Segar. Ditemui menjelang Curug Sikebut.
Seorang warga yang saya temui di ladang, memanen dan mencari rumput untuk ternaknya.
“Wah, maeeeen gambare (bagus gambarnya). Sikebut kelihatan juga gambarnya “ ungkap penuh keterkejutan dari Ibu sang pemilik rumah ketika meminta saya untuk membuktikan foto kalau saya  sudah sampai di Curug Sikebut. Dia tadinya tak yakin bahwa kami sampai di Curug Sikebut mengingat medannya tak mudah.

Tapi, tak hanya itu maksud Ibu mengecek foto Curug Sikebut saya.  Dia berkisah bahwa ada seseorang mencoba memotret Curug Sikebut tapi tidak bisa. Gambarnya tidak terlihat, menghitam semuanya. Ah, mendengar kisah itu lalu saya coba mematikan kamera lalu menghidupkan lagi. “Tetap saja ada kok Bu fotonya.”

“Wah berarti masnya ini orang pintar.” jawabnya dengan polos. Saya sengaja tak menanyakan maksud pintar ini dalam hal apa. Apakah ‘orang pintar’ atau pintar dalam artian sebenarnya. Saya berpikiran bisa saja memang kameranya itu salah pengaturan atau juga malah kamera jadul yang tak memiliki layar untuk melihat langsung jepretan. Ah, biarlah apa anggapnya mereka jikalau bagus untuk kelestarian Sikebut.    

Curug Sikebut bagi orang setempat dianggap sebagai tempat keramat. Oleh karena itu, tak banyak penduduk yang sering datang ke sana. Ibu itu terakhir ke Sikebut dua tahun lalu meski rumahnya begitu dekat. Kemudian, dia mengisahkan pernah ada kejadian tak senonoh alias dari muda-mudi di Curug Sikebut, pasangan itu lantas kena azab. Sampai-sampai untuk mengatasinya perlu didatangkan Tetua setempat. Saya tak perlu ceritakan bagaimana kejadiannya karena perbuatan ini sepatutnya hanya boleh dilakukan suami-istri.

Silakan percaya atau tidak! Tapi bagi saya, ini adalah sebuah pesan luhur bahwa menjaga moral di tempat wisata adalah sebuah keniscayaan, sebuah keharusan. Curug Sikebut yang indah bagaikan permata tak boleh dicemari oleh perbuatan amoral dari pengunjung oportunis yang tak bertanggungjawab. Silakan nikmati keindahannya yang sunyi, tapi jangan berbuat maksiat keji!

Curug Sikebut dilihat dari jalur atas bukit.
Sahabat saya yang selalu riang bergembira sepanjang perjalanan
Ayoook Dik, foto dulu!! Pose mereka menantang!!
Aktivitas 'nglukhu' di persawahan Karanggayam. Masih tradisional tapi inilah yang paling efektif untuk sawah berbukit
Di sawah-sawah Karanggayam masih banyak ditemui potret warga mengumpulkan rerumputan untuk ternaknya.
Curug Sikebut
Curug kecil yang banyak ditemui di sekitar Curug Sikebut.
       sumber;http://www.iqbalkautsar.com/2014/01/menjenguk-gemerujug-curug-sikebut.html